TUGAS SOFTSKILL KE-4 ORGANISASI DAN METODE
1 4. ORGANISASI DAN
METODE
1. ARTI PENGEMBANGAN
ORGANISASI
Lebih dikenal dengan organization development (OD) .Pengertian
pokok OD adalah perubahan yang terencana (planned change).Perubahan , dalam
bentuk pembaruan organisasi dan modernisasi, terus menerus terjadi dan mempunya
pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi beserta
warganya, yang membentuk masyakat modern , mau tidak mau harus beradaptasi
terhadap arus perubahan ini. Perubahan perubahan yang terjadi pada dasarnya
dapat dikelompokkan dalam empat katagori , yaitu perkembangan teknologi,
perkembangan produk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin
singkatnya daur hidup produk,serta perubahan sosial yang mempengaruhi perilaku,
gaya hidup, nila nila dan harapan tiap orang.
Untuk dapat bertahan , organisasi harus mampu mengarahkan
warganya agar dapat beradaptasi dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan
dampak positif dari berbagai pembaruan tersebut dengan pengembangan diri dan
pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga organisasi dalam
mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai proses
organization development (OD).
A. Sejarah Perkembangan Organisasi
In: IBD Tinggalkan sebuah Komentar
Sejarah Pengembangan Organisasi ditunjukkan oleh lima latar
belakang
a.Pelatihan laboratorium, adalah bagaimana setiap individu
bisa memahami arti dari organisasi.
b.Umpan balik survei, antara individu saling bekerja sama
c.Riset tindakan, menguji tindakan yang memungkinkan
terjadinya kesalahan.
d.Produktivitas dan kualitas kehidupan kerja, yaitu hasil
dari pencapain yang telah di uji sebelumnya,serta
e.Perubahan strategik.
Sejarah Pengembangan Organisasi sangat erat hubungannya
dengan teori organisasi. Teori Organisasi meliputi teori organisasi klasik,
teori organisasi neoklasik, dan teori organisasi modern.
2.2.1 Teori Organisasi Klasik
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga
teori tradisional yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai tahun
1800( abad 18).
Dalam teori ini, organisasi secar umum digambarkan oleh para
teoritisi klasik sebagai organisasi yang sangat tersentralisasi dan
tugas-tugasnya terspesialisasi, serta memberikan petunjuk mekanistik structural
yang kaku dan tidak mengandung kreatifitas. Dalam teori ini organisasi
didefinisikan sebagai struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan,
kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain bila orang-orang bekerja
sama.
Teori Klasik berkembang dalam 3 aliran yaitu: teori
birokrasi, teori administrasi, dan manajemen ilmiah.
B. Karakteristik Pengembangan
Organisasi
Karakteristik
organisasi adalah perilaku dan tingkah laku suatu badan/institusi terhadap
kondisi yang ada diluar institusi itu maupun didalam institusi itu sendiri,
artinya dalam dunia bisnisnya selalu fokus kepada pelanggannya yang bukan hanya
dari luar perusahaan itu tapi juga orang-orang di dalam perusahaan yang
merupakan aset perusahaan itu sendiri. (Maksudnya Masih jarang sebuah institusi
itu menganggap karyawannya berpotensi untuk jadi aset dan akhirnya kurang
mendapat perhatian dari perusahan itu sendiri), jadi semua mengarah kepada mutu
yg ditentukan oleh 2 hal seperti yg tertulis sebelumnya.
Karakteristik Organisasi yang efektif adalah :
- Concern terhadap SDM dan memperlakukan SDM sebagai Aset
yang berharga
- Program Training dan Pengembangan terbuka seluas-luasnya
- Program kompensasi terlaksana dengan baik
- Tingkat perputaran SDM rendah
- Top manajemen mempunyai komitmen dan mendukung terhadap
perkembangan SDM
- Semua Team turut berpartisipasi dalam membuat kebijakan
organisasi
Secara umum karakteristik pengembangan organisasi :
1) Keputusan yang penuh pertimbangan maksudnya adalah suatu
hasil yang diperoleh berdasarkan strategi yang telah direncanakan dalam rangka
mewujudkan perubahan organisasional yang memiliki sasaran jelas berdasarkan
diagnosa yang tepat tentang permasalahan yang dihadapi oleh organisasi.
2) Diterapkan pada semua sub-sistem manusia baik individu,
kelompok, dan organisasi maksudnya adalah menerapkan cara-cara baru yang
diperlukan untuk meningkatkan kinerja seluruh organisasi dan semua satuan kerja
dalam organisasi.
3) Menerima intervensi baik dari luar maupun dalam
organisasi yang mempunyai kedudukan di luar mekanisme organisasi maksudnya adalah
menerima segala bentuk campur tangan misalnya dalam bentuk pendapat, baik dari
anggota yang termasuk dalam sebuah organisasi atau berbagai pihak dari luar
organisasi.
4) Kolaborasi maksudnya adalah kerjasama antara berbagai
pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi.
5) Teori sebagai alat analisis maksudnya adalah menggunakan
pengertian yang disebutkan secara tertulis lalu diterapkan sebagai alat
analisis untuk mendapatkan suatu hasil yang memuaskan dari suatu pengembangan
organisasi.
6) Mengutamakan potensi manusia maksudnya adalah mengandung
nilai humanistik dimana pengembangan potensi manusia menjadi bagian terpenting.
7) Interaksi dan Interpendensi maksudnya adalah menggunakan
pendekatan komitmen sehingga selalu memperhitungkan pentingnya interaksi,
interaksi dan interdependensi antara berbagai satuan kerja sebagai bagian
integral di suasana yang utuh.
8) Pendekatan Ilmiah maksudnya adalah menggunakan pendekatan
ilmiah dalam upaya meningkatkan efektivitas organisasi.
C. Organisasi Masa Depan
Dalam abad duapuluh satu ini setiap organisasi akan dan
harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik
persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang
potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua
pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu : 1) Pendekatan
yang berbasis sumberdaya tangible, dan 2) Pendekatan yang berbasis Sumberdaya
manusia (intangible).
Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat
fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya
berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa
dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih
mengarah pada persaingan pengetahuan, tanpa mengabaikan hal fisik, maka
pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan ini perlu komitmen yang kuat
karena time-response dari cara ini lama dan susah dilihat apalagi ditunjukan,
namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat dirasakan dalam menyehatkan dan
mengembangkan suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajar (learning
organization)
Para Pakar berpendapat bahwa dalam era dewasa ini pandangan
yang berbasis SDM nampaknya lebih penting, mengingat persaingan yang terjadi
justru ditentukan oleh bagaimana sumberdaya manusia tersebut berperan dan
berkreasi bagi kemajuan organisasi, dan dalam konteks ini pendidikan menjadi
salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuannya. Sumberdaya manusia /
Human Capital merupakan sumberdaya strategis, bertambah secara inkremental
bukan alokatif, karena merupakan sumberdaya yang berbasis pengetahuan
(knowledge based resources) yakni sumberdaya yang mencakup keterampilan,
kemampuan, kapasitas serta kapabilitas pembelajaran. Kapasitas dan kapabilitas
tersebut pada gilirannya akan dapat memupuk sumberdaya sosial yang juga amat
diperlukan dalam bentuk jaringan kerja baik internal maupun dengan pihak
eksternal organisasi, ini berarti networking juga menjadi hal yang penting
dalam memenangkan persaingan. Pengembangan Sumberdaya manusia merupakan
prasyarat bagi pengembangan organisasi, artinya tanpa hal itu orang bisa punya
alasan untuk meyakini kecilnya kemungkinan organisasi untuk tetap hidup dan
bertahan dalam era kompetisi.
2. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh
oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara
alamiah
mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam
kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli,
pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin
yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting
misalnya, kharisma, pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas.Dan
memang, apabila kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon,
Washington, Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita
harus mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah
mereka manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.
A. Tipe Tipe Kepemimpinan
1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya
tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia
mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa
dipercaya. Kepemimpinan kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib
(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya
sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki
inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas
kepemimpinan kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang amat besar.
2. Tipe Kepemimpinan
Paternalistis/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan
kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: (1) mereka
menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak
sendiri yang perlu dikembangkan, (2) mereka bersikap terlalu melindungi, (3)
mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan
sendiri, (4) mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan
untuk berinisiatif, (5) mereka memberikan atau hampir tidak pernah memberikan
kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk mengembangkan imajinasi dan daya
kreativitas mereka sendiri, (6) selalu bersikap maha tahu dan maha benar.
Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda
dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam
kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu
melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
3. Tipe Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe
kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik
adalah: (1) lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat
otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, (2) menghendaki kepatuhan
mutlak dari bawahan, (3) sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual
dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan, (4) menuntut adanya disiplin yang
keras dan kaku dari bawahannya, (5) tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan
kritikan-kritikan dari bawahannya, (6) komunikasi hanya berlangsung searah.
4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative, Dominator)
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: (1)
mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, (2)
pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, (3) berambisi untuk merajai
situasi, (4) setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri, (5)
bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang rencana dan
tindakan yang akan dilakukan, (6) semua pujian dan kritik terhadap segenap anak
buah diberikan atas pertimbangan pribadi, (7) adanya sikap eksklusivisme, (8)
selalu ingin berkuasa secara absolut, (9) sikap dan prinsipnya sangat
konservatif, kuno, ketat dan kaku, (10) pemimpin ini akan bersikap baik pada
bawahan apabila mereka patuh.
5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin,
dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin
tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan
dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai
wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan koordinasi
kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai
pemimpin biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan atau karena sistem
nepotisme. Oleh karena itu organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan
kacau balau.
6. Tipe Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang
mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya
biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang
mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat
tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan.
Pada tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu
teknologi, indutri, manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah
masyarakat.
8. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan
memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi
pekerjaan pada semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab
internal (pada diri sendiri) dan kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan
demokratis tidak terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada
partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu,
mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para
spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap
anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
B. Teori Teori Kepemimpinan
Menurut teori kepemimpinan ini seorang pemimpin besar
terlahir sebagai pemimpin yang yang memiliki ciri-ciri yang istimewa yang
mencakup: -
-Karisma
-Kecerdasan
-Kebijaksanaan
Memberikan dampak besar Karisma sendiri menunjukkan
kepribadian seseorang yang dicirikan oleh pesona pribadi, daya tarik, yang disertai dengan
kemampuan komunikasi interpersonal dan persuasi yang luar biasa. Karisma inilah
yang dapat memberikan dampak besar kepada lingkungan sosial sekitarnya.
Perubahan sosial terjadi karena para pemimpin besar memulai dan memimpin
perubahan serta menghalangi orang lain yang berusaha membawa masyarakat kearah
yang berlawanan. Teori Kepemimpinan ini dikembangkan dari penelitian awal yang
mencakup studi pemimpin besar. Para
pemimpin berasal dari
kelas yang istimewa
dan
memegang gelar turun-temurun
Sangat sedikit orang-orang dari kelas bawah memiliki
kesempatan untuk memimpin. Teori Great Man didasarkan pada gagasan pada gagasan
bahwa setiap kali ada kebutuhan kepemimpinan,maka munculah seorang manusia yang
luar biasa dan mampu mencari solusi untuk memecahkan masalah. Ketika Teori
Great Man diusulkan, sebagian besar pemimpin adalah laki-
laki, yang menjadi alasan untuk menamai teori tersebut
dengan “Great Man”.
-Kelemahan :
Kekuasaan berada pada
sejumlah orang tertentu, yang melalui proses pewarisan memiliki kemampuan
memimpin atau karena keberuntungan memiliki bakat
untuk menempati posisi sebagai pemimpin. Seperti istilah
“Asal Raja Menjadi Raja”.
-
Ciri pemimpin
bersifat lahiriah, tidak ada ilmu atau cara untuk menciptakan ciri pemimpin ini. Kelebihan :
-Pemimpin yang dimaksud memiliki ciri istimewa.
-Pemimpin memiliki dampak dan pengaruh besar.
Pemimpin diangkat berdasarkan aksi dan kecerdasannya dalam
menyelesaikan suatu masalah.
Sumber : http://www.academia.edu/9445834/Teori_Kepemimpinan
Komentar
Posting Komentar